Refleksi Rumahan #27: Kakang Kawah Adhi Ari-ari



gkjw-kakang-kawah-adhi-ari-ari

Refleksi Rumahan #27: Kakang Kawah Adhi Ari-ari

Ada aku yang lain dalam tiap kehadiran manusia, begitulah setidaknya tradisi kearifan yang hidup mengalir dalam darahku. Bahwa yang disebut 'aku' itu tidak pernah benar-benar sendiri. Dia hadir di dunia bersama aku bawaan, aku pemberian, dan aku pendahulu.

Sulit membayangkan mengenai hal itu memang, sama sulitnya dengan membayangkan seorang aku yang merasa bahkan percaya bahwa hadirnya di dunia diliputi kesepian kesendirian tanpa siapapun menyertai dan yang bisa selalu ada bagi aku nya. Sama sulitnya juga memahami bagaimana satu orang aku bisa mewujud menjadi pribadi dengan nilai-nilai hidup yang berubah bertolak belakang dengan aku nya sendiri hanya karena situasinya memaksa begitu.

Bagiku lebih membahagiakan dan memberi harapan, jika sejak awal kehadiran didunia ini, ada aku yang lain yang mengada bersama dengan aku. Dengan begitu, melatih dan memudahkan kita untuk menjumpai sesama dan juga makhluk hidup lain sebagaimana kita menjumpai 'aku' kita sendiri. Bahkan, jika dibalik kehidupan masih ada perjalanan, kita bisa merasa lega, karena akan tetap ada aku lain yang menemani dan ada bersama dengan aku kita seberat dan sepanjang apapun jalan yang perlu dilalui.

Nenek moyangku memang bijaksana, aku bangga menjadi keturunan pewarisnya.

Kristanto Budiprabowo, buka Facebook

Title: Refleksi Rumahan #27: Kakang Kawah Adhi Ari-ari
Permalink: https://gkjw.org/98-refleksi-rumahan-27-kakang-kawah-adhi-ari-ari/
Category: Renungan