gkjw.org -Seharian kemarin, di beberapa grup yang saya ikuti beredar informasi terbongkarnya sepak terjang gereja Shincheonji di Indonesia. Informasi yang dibagikan dari SEWORD itu menyebut Shincheonji adalah gereja aliran sesat dari Korea Selatan, pasalnya Lee Man-hee pemimpin Shincheonji mengklaim dirinya adalah mesias atau sang juru selamat.
Setelah membaca artikel itu saya justru tertarik meneliti Shincheonji dan mencari tahu siapa Lee Man-hee, nanti kalau sudah mendapatkan datanya secara lengkap akan saya tulis secara khusus.
2 – Propaganda Sehat 2 – Propaganda Sehat
3 – Gereja Baru 3 – Gereja Baru
Sekarang saya ingin mengajak sidang pembaca untuk melihat fakta mengejutkan tentang Shincheonji berdasar informasi yang beredar kemarin, kita akan fokus mencermati apa yang Shincheonji lakukan di Indonesia saja.
Informasi yang beredar kemarin dibuka dengan seruan supaya orang Kristen waspada terhadap Shincheonji, sebab sekte akhir jaman ini sudah masuk Indonesia dengan berkamuflase dalam wujud NGO : Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light, International Women Peace, dan IPYG, bukan dalam bentuk gereja.
Kemudian secara runtut diuraikan Shincheonji bergerak melalui media-media besar yang ada di Indonesia, masuk ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus, mengadakan berbagai macam kegiatan yang menarik di bidang pendidikan, perdamaian, seni dan budaya serta kegiatan inovatif lain untuk merekrut anggota baru. Disebutkan juga sudah ada sekolah Kristen yang tanpa sadar telah menjadi kepanjangan tangan Shincheonji.
Di bagian selanjutnya dijelaskan secara singkat daleman Shincheonji, kesesatan Lee Man-hee, data pengikutnya dan pola perekrutan mereka yang sangat masif, terorganisir, dan militan.
Melihat hal ini, kita sebagai gereja seharusnya tahu diri, malu dan segera bertobat. Shincheonji yang dicap sebagai sekte akhir jaman telah melakukan apa yang diharapkan Tuhan Yesus kepada gereja Nya yaitu : Pergi memuridkan dan mengajar bangsa-bangsa, Matius 28:19-20.
Terlepas pemuridan dan pengajaran Shincheonji sesat, faktanya kelompok ini terbukti visioner, lentur, antusias, cerdik, taktis, kreatif, tangguh, berani dan terbuka dalam merebut jiwa-jiwa. Metode perekrutan mereka sangat menarik, fleksibel, universal, menghibur, dan mengikuti perkembangan teknologi.
Ini cuma pandangan saja, seandainya Shincheonji diadu dengan Gereja yang hanya sibuk dengan urusan kalangan sendiri, tertutup, kaku dan mata duitan, dijamin Shincheonji pasti menang banyak.
In His Vine
Finish Winarto, Nabire Papua.
Ilustrasi gambar diambil dari bbc.co.uk