gkjw.org -Bacaan : Yohanes 14: 15 – 21
2 – Menyikapi Pencobaan 2 – Menyikapi Pencobaan
3 – Menjadi Sahabat Allah 3 – Menjadi Sahabat Allah
Saudara-saudara ada pepatah yang mengatakan Tak Kenal Maka Tak Sayang, pepatah ini ingin menjelaskan bahwa, perasaan sayang, perasaan percaya, akan muncul sebagai reaksi hati yang memang sudah sangat mengenal. Jadi mengenal dengan sungguh-sungguh itu bukan hanya soal kenal tetapi lebih pada soal hati.
Mengenal Tuhan pun bukan hanya soal yang hanya normative saja, bahwa Tuhan Yesus itu Juruselamat, atau Tuhan Yesus itu anak Allah, memang tidak salah, tetapi akhirnya pengenalan tentang Tuhan Yesus hanya menirukan apa yang diajarkan kepadanya. Tetapi bagaimana dengan pengenalan dan pengalaman pribadi bersama Tuhan. Karena pengenalan pribadi tentang siapakah Allah tidak hanya sebatas ranah kognitif (alam pikiran) tetapi juga harus sampai pada sisi Afeksi (emosi dan iman dihati). Pengenalan pribadi tentang Allah sangat menentukan sejauh manakah hidup kita berada dalam Allah sendiri. Juga pengenalan akan Allah menunjukkan sejauh manakah ketahanan kita dalam menjalani hidup yang sarat akan berbagai dinamikanya ini.
Pengenalan akan Allah Sang pencipta dan pemilik kehidupan inilah yang mengarahkan kita untuk menjalin relasi yang baru dengan-Nya. Relasi yang baru itu bercirikan kehidupan yang dilandasi kasih. Kehidupan yang mengasihi Yesus dan tinggal dalam kasih Yesus. Dengan menempatkan Yesus Kristus sebagai pusat dan pengendali kehidupan kita. Sehingga secara tidak langsung ketika Yesus berkuasa dalam hati dan kehidupan kita, maka kita pun dimampukan mengenal karya-Nya, kehendak-Nya, memahami perintah-Nya, dan menuruti-Nya. Seseorang yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan dalam hatinya akan memiliki keteguhan dan kekuatan untuk mewartakan Allah yang diimaninya dalam segala karya-Nya (1 Petrus 3:15). Orang tersebut tidak akan takut menderita dan berani menanggung resiko atas iman yang disaksikannya. Orang tersebut akan tetap melakukan hal yang benar, baik dan memperjuangkan kehidupan sebab itulah yang dikehendaki Allah.
Ada sebuah ilustrasi;
Ada seorang pemain sirkus yang membentangkan tali di atas sungai yang dalam dan airnya deras. Dia membentangkan tali dari sisi tebing yang satu ke tebing yang ada di seberang sungai itu.
Dengan disaksikan banyak orang, dia mulai berjalan diatas tali itu. Dari ujung yang sebelah sini dan berjalan menuju ke ujung di seberang sungai. Perlahan-lahan dan akhirnya sampailah di ujung seberang (bertepuk tanganlah penonton). Tidak lama kemudian dia berjalan lagi diatas bentangan tali itu untuk kembali, dan akhirnya berhasil (semakin bergemuruhlah tepuk tangan penonton).
Kemudian orang ini menawarkan kepada penonton, siapakah yang mau digendong untuk berjalan diatas tali dan berjalan melintasi sungai itu seperti tadi……. Apa yang terjadi….. tidak ada satupun yang mau, tetapi tiba-tiba dari balik kerumunan para penonton tampilah seorang anak kecil yang mengacungkan tangannya dan mau digendong untuk menyeberangi sungai dengan berjalan diatas tali. Dan akhirnya benar berhasil dengan baik.
Luar biasa anak ini sangat pemberani, penonton sangat kagum juga pada anak pemberani ini. Bapak-Ibu-saudara tahu siapa anak pemberani ini? Iya, ternyata orang yang menggendong anak itu adalah ayahnya dan dia anaknya.
Anak ini sama sekali tidak takut karena dia sangat tahu pasti, sangat mengenal betul tentang keahlian ayahnya. Dan sang ayah juga mengenal betul tentang anaknya, sehingga ketika berjalan diatas tali bisa sehati dan seirama melangkah.
Begitu juga perjalanan kehidupan kita, seberapa kita mengenal Allah kita, Bapa kita dan Tuhan kita. Apakah kita mengenal hanya sebatas kata orang; kata orang Allah kita itu sumber damai sejahtera. Ataukah kita mengenal Tuhan Allah kita memang berdasarkan pengalaman pribadi mengalami perjumpaan dengan Tuhan Allah secara pribadi di setiap langkah perjalanan hidup kita, baik dalam situasi yang menyenangkan ataupun dalam situasi yang sulit.
Saudara-saudara, mengenal Allah dengan benar berarti kita mengasihi Tuhan Yesus Kristus, dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus berarti kita akan terus disertai oleh Tuhan sepanjang kehidupan kita melalui Roh Kudus, karena Dialah Sang Penolong kita, yang terus memampukan kita menghadapi segala persoalan kehidupan. Roh Kudus tersebut bekerja dalam hati manusia untuk menolong, menopang, mengarahkan agar segenap tindakan kita merupakan bagian dari karya dan rencana Allah.
Semakin seseorang mengenal Allah dengan benar, semakin besar pula kecintaannya kepada Allah. Dan terus dimampukan menjalani hidup, tanpa ada ketakutan, tanpa ada kekawatiran, dan mendapatkan damai sejahtera.
Amin
Oleh: Pdt Joko Hadi
GKJW Pesanggaran
embeumkm.com