gkjw.org -Sebaris frasa dalam bahasa Jawa ini merupakan warisan pitutur dari almarhum bapak saya, yang secara gamblang mengingatkan kepada kami putri-putrinya untuk selalu mendasarkan perilaku dan tutur kata pada kata ‘baik’ atau ‘becik’.
Dalam bahasa Indonesia, frasa mangajapa becik ini bisa dimaknai sebagai ungkapan berpengharapan yang baik atau berharaplah yang baik. Barangkali kalau dalam bahasa Inggris bisa diselaraskan dengan ungkapan ‘Be positive’.
2 – Permainan Bambu Gila 2 – Permainan Bambu Gila
3 – Sebuah Strategi Dua Pengacara Kondang Yang Terkesan Kekanak-Kanakan 3 – Sebuah Strategi Dua Pengacara Kondang Yang Terkesan Kekanak-Kanakan
Mengapa kata harapan yang digunakan?
Karena ketika kita menjalankan fungsi kita sebagai makhluk hidup, baik yang individual maupun yang sosial, tentunya hal yang baik yang menjadi tujuan kita. Berbuat baik, berkata baik, berpikir baik. Ketika segala sesuatunya kita landasi dengan harapan yang baik, maka tanpa kita sadari, kita akan mengupayakannya dengan sebaik mungkin, seoptimal mungkin.
Tentunya hal ini tidak hanya berjalan satu arah. Ketika dari diri kita selalu kita upayakan, kita harapkan kebaikan yang terpancar untuk orang lain, maka dalam membangun hubungan dengan orang lain, pengharapan yang baik pula yang kita upayakan untuk tercipta.
Frasa ini kami sematkan dalam profil rumah produksi yang saat ini sedang kami tekuni, sebagai pengingat bagi kami, bahwa memaknai hidup beserta segala dinamikanya, akan relatif jauh lebih mudah jika kita mendasari pikiran, perkataan dan tata laku kita pada pengharapan yang baik, mangajapa becik.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Amsal 23 : 18).
Berkah Dalem,
Irena Lesmono
embeumkm.com