Media Online Digital GKJW ?



gkjw-ipad-tablet-media-online-digital

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi saat, tahun 2020 ini, sudah sangat pesat. Berbeda dengan di era tahun 80-an. Ketika itu apabila seseorang ingin berkomunikasi dengan pihak lain, agak mengalami kesulitan. Orang jaman sekarang mengatakan komunikasi yang “lelet”.

Sebagai contoh, ketika seorang lelaki mengirimkan surat cintanya kepada gadis pujaan di kota lain, maka membutuhkan waktu satu minggu untuk mendapat surat balasan dari sang kekasih. Berbeda dengan saat ini. Melalui telepon selular, seseorang sudah dapat melakukan komunikasi dengan cepat. Kita tidak lagi membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di dalam kehidupan kita. Berita melalui televisi, radio, internet, sudah menjadi konsumsi masyarakat saat ini. Sehingga semua orang di seluruh dunia akhirnya dapat mengetahui suatu berita tanpa harus pergi dari rumahnya. Sekat-sekat, batas-batas, jarak sejauh apapun bisa dijembatani dengan media yang sangat canggih. Dengan cara yang sederhana, orang bisa belajar tentang topik apa saja kepada Mbah Google.

Pada sisi lain, di samping hal-hal baik, terdapat juga hal-hal buruk yang terjadi. Isi dan niat hati yang buruk bisa turut disebarluaskan dengan sangat mudah dan sangat meluas, menjadi viral. Menjadi percakapan banyak orang. Sehingga muncullah istilah jarimu adalah harimaumu.

“Jarimu adalah harimaumu”, adalah merupakan plesetan dari kata peribahasa “mulutmu, harimaumu”.

Peribahasa “mulutmu, harimaumu” ini menyatakan bahwa kata-kata yang dilontarkan seseorang bisa menyakiti hati orang lain. Peribahasa “mulutmu, harimaumu”, seringkali dianggap mempunyai arti yang negatif. Meskipun harus disadari bahwa makna dari peribahasa ini, adalah setiap kata mempunyai kekuatan yang sangat besar dampaknya, tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga bagi orang lain.

Kata-kata memiliki banyak manfaat. Meskipun terlihat remeh, namun ada banyak manfaat yang amat mendalam dari suatu kata-kata. Salah satu contoh adalah, bahwa memilih kata-kata yang tepat dalam memberi motivasi dan semangat kepada orang lain, akan sangat bermanfaat bagi orang yang membutuhkan perhatian tersebut.

Karena itu ketika, dari peribahasa “mulutmu, harimaumu”, diplesetkan menjadi “jarimu adalah harimaumu”, asumsi yang muncul adalah bahwa kita harus bisa berhati-hati dan dapat menahan diri, manakala jari-jemari kita begitu lincahnya bermain di area media sosial saat. Tidak bisa begitu seenaknya saja kita menulis suatu berita atau pendapat, tanpa harus memperhatikan latar belakang di saat kita menuliskan hal tersebut.

Dalam konteks perkembangan dunia teknologi dan informasi yang serba canggih, sangat cepat, serta sangat mudah ini, tersedia suatu pilihan yang baik atau buruk. Mulia atau nista. Terpuji atau terhina, maka apa yang terjadi pada jaman nabi Musa dan Panglima Yosua, menjadi suatu hal yang sangat relevan untuk dipergumulkan bersama-sama.

Pada masa itu, Musa dan Yosua menyuguhkan suatu pilihan kepada bangsa Israel, sebelum mereka memasuki tanah perjanjian. Mereka harus cermat dalam memilih: memilih kutuk atau memilih berkat. Memilih mati atau memilih hidup.

Diandaikan, bahwa orang-orang percaya sudah mempunyai pilihan yang jelas dan sudah memilih suatu hal yang terbaik, mereka memiliki pemahaman dan pilihan yang tepat, manakala jari-jemari tangan ini “bermain-main” di media sosial. Di dunia maya yang sebagian besar menyajikan informasi ini, dibutuhkan suatu sajian kritis dan ajakan untuk memilih pilihan yang mendatangkan hidup dan mendatangkan berkat bagi banyak orang.

Setiap orang selalu ingin berkomunikasi dengan siapa saja. Namun tentu saja dengan suatu catatan, apakah teman berkomunikasinya itu cocok dengan dirinya. Tanpa ada saluran untuk berkomunikasi, orang akan menjadi kesepian.

Melalui komunikasi, orang akan berproses untuk bisa menerima dan berbagi dengan dengan orang lain, sehingga akhirnya tercipta suatu kebersamaan di antara semua orang. Terlebih lagi di jaman modern seperti sekarang ini, maka interaksi antar manusia, antara satu tempat dengan tempat yang lain, akan semakin memantapkan rasa persekutuan di antara umat percaya.

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa kehidupan komunikasi modern ini juga dapat tercemari oleh ajaran-ajaran yang menyesatkan. Namun perlu juga disadari, bahwa sikap kita sajalah yang dapat menjadi penentu, apakah itu dapat mendatangkan kebaikan atau keburukan bagi orang lain. Masalah yang ada di depan kita, bisa saja kita pandang sebagai suatu tantangan, tetapi di sisi yang lain, bisa juga itu merupakan suatu hambatan.

Kalau kita menganggap, bahwa masalah adalah suatu tantangan, maka kita akan berusaha dengan sekuat tenaga, sesuai dengan kemampuan diri sendiri untuk dapat mengatasi dan menyelesaikannya dengan sebaik mungkin, sehingga akhirnya kita keluar sebagai seorang pemenang. Namun, kalau masalah yang ada itu kita anggap sebagai suatu hambatan, maka kita akan terjebak untuk berdiam diri dan tidak melakukan tindakan apapun untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pada akhirnya gereja, dalam hal ini Greja Kristen Jawi Wetan sebagai suatu institusi, haruslah bisa bertanya pada dirinya sendiri, apakah Pranata Tentang Kegiatan Pelayanan Di Bidang Kesaksian, Bab I, Ciri-ciri pokok pasal 3. d & g, hal 269 (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), yang berkaitan dengan kesaksian : “Bersifat kreatif dalam arti penuh prakarsa untuk memperkembangkan wawasan, mencari kemungkinan dan antisipasi dalam segala keadaan. …. Menjangkau semua orang, semua suku bangsa, semua tingkat dan lapisan masyarakat, di semua tempat, waktu dan lingkungan hidup secara menyeluruh”, sudah benar-benar dapat dipergumulkan dan dilakukan dalam kehidupan yang sudah semakin maju dan semakin berkembang modern dan selalu berubah menjadi sangat cepat dan pesat.

Sudah selayaknya GKJW memberikan perhatian yang lebih serius terhadap kesaksian melalui media digital ini.

tyo
Bulan Kesaksian dan Pelayanan GKJW, medio 2020

Title: Media Online Digital GKJW ?
Permalink: https://gkjw.org/207-media-online-digital-gkjw/
Category: Artikel