Kuat Dilakoni, Lek Ra Kuat Ditinggal Ngopi



Kuat Dilakoni, Lek Ra Kuat Ditinggal Ngopi, Gerakan Warga GKJW, UMKM GKJW.org

“Kuat dilakoni, lek ra kuat ditinggal ngopi,” kata Nella Kharisma dalam lagu Bojo Galak (Kalau mampu dijalani, kalau tidak maka ditinggal minum kopi). Penyanyi ini mahir menceritakan imajinasi kita soal minuman kopi.

Entah seduhan kopi sachet dalam gelas plastik atau sajian dengan metode drip V60 di café, inilah minuman penyegar peradaban. Revolusi mental di mulai dari cangkir. The Boston Tea Party pada 1773 —ketika kaum revolusioner Amerika Serikat membuang teh dari kapal dagang Inggris ke laut— adalah awal negeri Paman Trump menjadi peminum kopi. Diskusi politik di berbagai café di Perancis adalah sumber pergerakan Revolusi Perancis, 1789 bagi Maximilien Robespierre dan kawan-kawan. Inilah juga minuman yang disesap Sándor Petöfi, penyair yang menjadi inspirasi revolusi Hungaria, pada 1846 ketika dia menulis syair lagu kebangsaan negeri itu.

Pengalaman di Nusantara, kopi tak lepas dari pergumulan kolonialisme; ketika Gubernur Jenderal Belanda di Malabar mengirim bibit kopi ke Batavia (Jakarta) pada 1699, dimulailah sejarah kultivasi kopi yang panjang, penuh suka bagi peminumnya, namun juga tangis bagi penanamnya. Indonesia adalah negara pertama di luar Ethiopia dan jazirah Arab di mana kopi berhasil dibudidayakan. Ekspor pertama dari Nusantara ke Eropa terjadi pada 1717 seberat 2.000 pounds, dicatat oleh kronik Pemerintah Hindia Belanda.

Kini, ada sekian ribu pengusaha kopi di negeri ini. Kita adalah penghasil kopi ke empat di dunia; namun dengan produktifitas yang perlu ditingkatkan.

Aneka koleksi kopi di rumah ini semoga menjadi amunisi bagi revolusi berpikir, tak semata pelarian dari ketidakmampuan. Memang, selain pandai berdendang tampaknya Nella Kharisma memang “nakal” dalam idiom.

Raymond Valiant, buka Facebook

Title: Kuat Dilakoni, Lek Ra Kuat Ditinggal Ngopi
Permalink: https://gkjw.org/171-kuat-dilakoni-lek-ra-kuat-ditinggal-ngopi/
Category: Bineka