gkjw.org -Cerita DASIMAH…
Ini bukan cerita Dasima, wanita cantik bahenol legenda Betawi.
Dasimah ini laki laki dari kampung Wiyung, pingir barat Surabaya. Pemimpin paguron. Ada yang bilang, seorang mudin lokal.
2 – Bukan Hantu Dalam Komedi 2 – Bukan Hantu Dalam Komedi
3 – Pancasila: Dari Puncak Kejayaan Majapahit Hingga Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 3 – Pancasila: Dari Puncak Kejayaan Majapahit Hingga Pidato Bung Karno 1 Juni 1945
"Purwane Ewanggelion saking Yesus Kristus, Putrane Allah ".
Itulah kalimat pertama dari Markus 1 sobekan kertas yang diberikan oleh MIDAH sahabat karibnya. Midah yang bekerja meranggi (pencuci keris), yang buta huruf itu tertarik. Dasimah yang bisa membaca tambah lagi di buat penasaran. Allah kok punya anak.
Dasimah mengumulkan itu di paguronnya. Masih saja bingung. Dan lagi lagi… seperti kebetulan. Dapat info di Ngoro, ada elmu baru. Kyai Kolem pemimpinnya.
25 jam Dasimah berjalan kaki dari Wiyung ke Ngoro. Ketika sampai Coolen heran ada rombongan jauh jauh dari Wiyung.
Coolen : "Bapa bapa ini jauh jauh datang, mau ikut membuka tanah di sini?".
Dasimah : "Tidak tuan. Kami mencari TOYA WENING (air jernih). Sebab kami mendengar tuan mempunyainya"
Lalu Coolen mengajak tamu tamunya itu di anak sungai dekat rumahnya.
Coolen : "Lihatlah Pak Dasimah, inilah air jernih itu. Dimanapun tidak ada air yang lebih jernih dari ini"
Dasimah : "Betul air ini sangat jernih. Tapi kami belum puas. Sebab bagi kami air jernih berarti agama murni dan tinggi. Itulah yang kami cari. Dapatkah tuan menunjukkan itu pada kami?".
Lima minggu lamanya Dasimah tinggal di Ngoro. Mencari toya wening. Berawal dari tulisan yang sulit. Kadang membuat kita tergagap gagap menjawabnya. Allah kok punya anak…
Itulah fakta sejarah waktu itu. Kata kebetulan, sinkretisme (Jawa) sering disebut. Meminjam kalimat Gus Dur, "pribumisasi agama". (Abdurrahman Wahid, pergulatan negara, agama dan kebudayaan, 2001).
Pribumisasi agama bukan Jawanisasi, merujuk pada dominasi budaya Jawa atas Kristen. Apalagi menghilangkan teologinya. Pribumisasi agama menjadi titik tengah. Melalui kontekstualisasi ajaran ajaran Agama dengan mengambil bentuk budaya lokal. Dan benih itu tumbuh…
H+17 psbb.sby
Hadiyanto, bit.ly