gkjw.org -Racikan Sedasa Prakawis – C.L. Coolen nan Unik – Bagian 3
2 – Sekilas Ringkasan Riwayat Yeremia 2 – Sekilas Ringkasan Riwayat Yeremia
3 – Propaganda Sehat 3 – Propaganda Sehat
Satu lagi ajaran yg harus dihafalkan para murid ilmu Toya Wening (kekristenan Jawa versi Coolen) di Ngoro sekitar 1835 menurut Magnalia Dei (karya Allah yang agung), yaitu Racikan Sedasa Prakawis, terjemahan basa Jawa oleh Coolen dari Sepuluh Hukum Tuhan. Sayang penulis buku ini tidak bisa menemukan naskahnya yang tentunya juga menarik.
Satu lagi keunikan ajaran dan sembahyangan di "kampus" Toya Wening yaitu dhikiran seperti yang dilakukan umat Islam. Juga ada goyangan kepala dalam acara dhikiran versi Coolen. Begini kata2nya:
Imam : Sun angandel Allah sawiji.
Umat : Lha illa lha illa lah. Yesus Putrane Allah.
Imam : Kang anglangkungi kwasanipun.
Umat : Lha illa lha illa lah…… dst.
(Halaman 37).
Para peserta sudah diakui oleh Coolen sebagai pengikut ajaran Toya Wening atau jadi orang Kristen meskipun tidak dibaptis.
Coolen memang tidak berhak membaptis. Di Ngoro dia dalam penggembalaan khusus Gereja Protestan Surabaya, tempat Coolen menjadi warganya. "Di-perdi" karena menikahi secara tidak sah pembantu rumah tangganya, sedang istri sahnya ditinggal di Surabaya. "Gereja" Coolen di Ngoro tanpa sakramen baptis dan perjamuan kudus.
Keunikan yang lain Coolen terjadi dalam kehidupannya sampai makamnya di Ngoro yang disadrani dsb., dapat kita baca dalam buku karya Pdt. Ismanoe Mestoko.
Telah terbit buku berjudul “Magnalia Dei, Sejarah Greja Kristen Jawi Wetan”. Ditulis oleh Pdt. Ismanoe Mestoko, setebal 470 halaman. Diterbitkan oleh Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Bagi yang berminat, harap hubungi Pdt. Didik Prasetyoadi, Nomer WA Pdt. Didik Prasetyoadi.
Oleh: Eyang Dhani Duta