gkjw.org -Bacaan: Roma 4: 1-8
2 – Ajrih 2 – Ajrih
3 – Menjadi Sahabat Allah 3 – Menjadi Sahabat Allah
Rasul Paulus meneruskan apa yang menjadi diskusi sebelumnya dengan orang-orang yang mempunyai latar belakang Yahudi maupun Yunani. Bahwa semua orang sama di hadapan Tuhan dan oleh karena itu “apa yang harus dibanggakan?” Paulus menjelaskan orang boleh berbangga di dalam iman. Dan iman itu bukan prestasi, bukan kerja manusia tetapi anugerah Allah.
Melanjutkan apa yang menjadi gagasan Rasul Paulus itu kita mengetahui bahwa Paulus sebelum bertobat adalah guru Yahudi. Ia murid yang paling pandai dan menjadi guru Yahudi yang cekatan.
Saudara-saudara, di dalam memberitahukan gagasannya, maka Paulus menggunakan metode mengajar yang biasanya dipakai oleh guru-guru Yahudi. Pada umumnya Paulus mengawali dengan pemahaman umum yang dimiliki oleh orang-orang di sekitarnya. Tentang hal ini kita bisa melihat bahwa Paulus bicara tentang kemegahan dan kebenaran di dalam iman.
Nah saudara-saudara kita dapat melihat bahwa sebagai guru Yahudi Paulus itu menggunakan kutipan2 ayat di Perjanjian Lama secara bebas tanpa kehilangan makna ayat dalam perikop dipergunakan untuk menjelaskan gagasannya.
Tentang kebenaran dalam iman, rasul Paulus kemudian mengutip perjanjian lama kisah Abraham. Lihat ayat 4-5 “Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”
Ini berbicara tentang Abraham. Abraham itu dibenarkan karena iman.
Kalau ada orang yang bekerja (maksudnya adalah orang yang melakukan Hukum Taurat) lalu ia mendapatkan upah, itu haknya. Tetapi kalau orang tidak melakukan hukum Taurat tetapi percaya akan karya Allah yang membenarkan dia, maka imannya diperhitungkansebgai kebenaran. Sama seperti Abraham diperhitungkan benar oleh Allah karena imannya. Ini adalah contoh pertama untuk memahami gagasan Paulus. Dibenarkan dalam atau oleh iman.
Kedua contoh tentang Daud. Kita dapat membaca dalam bacaan tadi, bahwa Daud itu orang yang dibenarkan oleh Allah. Dan semua itu didasarkan pada iman bukan pada apa yang dilakukan oleh orang itu. Kita bisa tahu dari dua contoh ini, seperti pada pertemuan yang lalu, kita mengetuai bahwa ibadah kita, persembahan kita, dan semua yang bisa kita kerjakan bukanlah perbuatan yang mendatangkan keselamatan. Kita akan selamat, kalau kita percaya pada karya Allah yang mengampuni kita. Dan kita diperhitungkan mendapatkan kebenaran. Dan itu yang menguatkan kita untuk hidup sebagai orang-orang percaya saat ini. Semoga renungan ini boleh menjadi berkat bagi kita menghadapi segala tantangan kehidupan. Kita tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk mendapatngkan keselamatan, tetapi kita diselamatkan oleh iman seperti Abram.
Amin.
Pdt. Bambang Margono, GKJW Jemaat Blitar.