Menjadi Saksi Kristus dengan Nilai Diri yang Baik



gkjw-saksi-kristus-nilai-diri

Bacaan : Lukas 24: 44-53

Bapak, ibu, dan saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus,
Saya pernah membaca sebuah artikel tentang Motivasi Hidup, sang penulis disalah satu bagian artikelnya mengungkapkan;
“Kehidupan ini ibarat sebuah cermin. Apa yang kita lakukan, maka bayangan yang ada dicermin juga melakukan hal yang sama”,
saudara-saudara rupanya kalimat ini ingin menjelaskan bahwa Segala perilaku kita akan kembali memantul kepada diri kita sendiri. Jika kita berbuat baik kepada siapa saja maka kebaikan kita akan memantul kembali dan kita juga akan mengalami kabikan-kebaikan dalam hidup, tetapi juga berlaku bagi sebaliknya ; jika kita berbuat tidak baik kepada org lain maka ketidak baikan itu juga akan kembali kita terima.
Karena itu kalau boleh kita simpulkan Bahwa apa yang kita terima dalam hidup ini adalah tergantung dari bentuk atau wujud dari nilai diri kita untuk mampu mewujudkan kebaikan didunia ini. Oleh karena itu, nilai diri tidak lepas dari kacamata atau sudut pandang yang kita gunakan. Jika kacamata biru, maka semua berwarna biru. Jika kacamata hitam, maka semua berwarna gelap. Dan jika kacamata bening, maka semua berwarna jelas. Begitu juga terhadap nilai diri setiap orang.

Untuk menjadi saksi, seseorang bukan hanya perlu tahu apa yang disaksikannya, melainkan juga perlu kesiapan diri secara utuh. Kesiapan ini penting agar ia mampu meyakinkan orang lain untuk menerima dan mempercayai kesaksiannya. Hal yang demikian juga dialami oleh para murid yang diutus menjadi saksi tentang hidup dan karya Kristus. Lalu bagaimana dengan kita? Siapkah kita menjadi saksi Tuhan? Saat ini kita semua dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan. Tuhan berkenan mempersiapkan dan memperlengkapi kita dengan segala yang kita perlukan agar kita mampu menjadi saksi-Nya. Pertanyaan mendasar tentang Siapa kita? Tentu patut dijawab oleh kita semua.

Jika kita sudah memahami tentang siapa diri kita dan siapa yang akan kita saksikan tentu sudah tidak mengalami keraguan atau kegamangan.

Setiap orang Krsiten disebut “gereja” seperti dalam kesaksian Paulus. Maka, sebagai “gereja” kita semua dipanggil untuk menjadi bagian dalam karya Allah menghadirkan nilai-nilai kebenaran.

Kita sebagai sahabat Allah, yang mencintai dan dicintai Allah. Kita telah merasakan bahwa Allah, benar-benar mencintai kita melalui pengorbanan kasihNya dan panggilan bersaksi merupakan wujud kita mencintai Allah.

Bentuk kesaksian iman tentulah mempunyai bentuk dan corak yang beragam sesuai dengan konteks dimana gereja itu berada dan tumbuh.

Firman Tuhan menyatakan bahwa setelah kita menerima Roh Kudus hendaknya kita menjadi saksi Tuhan Yesus di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Artinya, hendaknya kita menjadi saksi Tuhan Yesus melalui lingkungan kita yang paling dekat dan semakin berdampak ke tempat lain, sampai kepada yang lebih luas. Tidak disebutkan bentuk dan cara bersaksinya, tetapi jika atas pimpinan Roh Kudus tentu bentuk dan cara bersaksi yang dikehendaki oleh Allah adalah yang mendatangkan damai sejahtera dan sukacita bagi semua orang.

Bulan kesaksian dan pelayanan tahun 2020 ini merupakan momentum yang mengingatkan kembali akan panggilan gereja-persekutuan orang percaya untuk tetap memiliki semangat dalam melayani dan bersaksi dengan sukacita.

Kenaikan Tuhan Yesus mengingatkan kita kembali tentang panggilan kita sebagai pengikut Tuhan Yesus untuk bersaksi dan melayani. Melayani dan bersaksi seperti apa? Tentu melayani dan bersaksi dengan sukacita dan gembira seperti para murid.

Menjadi saksi Kristus ; harus memiliki nilai diri yang baik karena Kristus yang diwartakan adalah Kristus yang baik bagi dunia.

Mari bersaksi dan melayani dengan sukacita dan gembira. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Joko Hadi – GKJW Jemaat Pesanggaran
buka Facebook

Title: Menjadi Saksi Kristus dengan Nilai Diri yang Baik
Permalink: https://gkjw.org/211-menjadi-saksi-kristus-dengan-nilai-diri-yang-baik/
Category: Renungan