Refleksi Rumahan #30: Peradaban Keramaian



gkjw-peradaban-keramaian-refleksi-rumahan-30

Ujaran "nggak rame" (tidak ramai, tidak banyak yang berkumpul, tidak berbondong-bondong yang datang, berkunjung, dan atau – belakangan ini memberi tanda jempol atau gambar hati) serta merta mudah dianggap menandakan adanya hal yang kurang.

Pesta yang nggak rame berkonotasi si empunya hajad tidak memiliki banyak teman. Warung nggak rame adalah pertanda harga mahal atau barang tidak berkualitas. Jalanan nggak rame isyarat ekonomi sedang lesu. Dan seterusnya berlaku pada probadi maupun komunitas. WA group saja dianggap berguna kalau rame banyak yang clometan kirim meme dan sharing hal yang didapat dari kopi paste. Kalau kita bukan publik figur, sebaik apapun pemikiran tertulis kita, akan kalah dengan meme yang diberi tanda sumber dari filsuf atau ahli atau artis tertentu. Intinya, sebuah relasi dan kumpulan itu harus rame, kalau perlu hadirkan tokoh maya, agar keramaian terjadi.

Peradaban kita terlanjur memilih keramaian sebagai simbol sucinya; megapolitan, theme park, tempat plesiran, mall-mall, jalan tol. Ketika teknologi pendukung makin kreatif, pemujaan pada keramaian semakin menjadi-jadi. Mega-church, stadion super megah, angkutan darat laut udara massal. Satu kepuasan puncaknya, keramaian total adalah keberhasilan, adalah keuntungan, adalah kegembiraan, bahkan kebahagiaan bagi sebagian orang.

Menjadi orang yang menyukai sepi dan sendiri tanpa gangguan, bermeditasi, bergerak tanpa basa-basi promosi, adalah keanehan. Itulah mengapa, ritual keramaian tak bisa ditahan. Orang akan terus mencari cara agar terjadi keramaian, dirumah sekalipun.

Kelak resonansi keramaian yang peradaban ini sudah hamburkan akan kembali membisingkan ketenangan dan keteduhan hakikat hati dan pikiran manusia. Itupun kalau kita sempat berhenti dengan segala hiruk pikuk peradaban keramaian ini.

Kristanto Budiprabowo, buka Facebook

Title: Refleksi Rumahan #30: Peradaban Keramaian
Permalink: https://gkjw.org/260-refleksi-rumahan-30-peradaban-keramaian/
Category: Artikel