Lumbung Miskin – Catatan Ekonomi Gerakan Warga (Bagian 3)



Lumbung Miskin - Catatan Ekonomi Gerakan Warga (Bagian 3), Gerakan Warga GKJW, GKJW.org

Lumbung Miskin – Catatan Ekonomi Gerakan Warga (Bagian 3)

Pertanyaan saya ketika De Wolff mau mendirikan koperasi, mengapa tidak belajar dari Lumbung Miskin? Lumbung Miskin jauh telah ada sebelum ia dan pemerintah mendirikan lumbung-lumbung desa itu. Lebih dekat tempatnya dari Jerman, ketika ia belajar perkoperasian.

Mojowarno, ketika Jellesma dan Paulus Tosari memikirkan diakonia, pelayanan bagi warga miskin dan janda, mereka membuat Rembos. Rembos diambil dari kata ARMBUS yang berarti kotak untuk si miskin. Ternyata hasil kotak rembos ini tidak sesuai harapan. Terlalu sedikit.

Lantas, Paulus Tosari mengusulkan cara baru yang dinamai Lumbung Miskin. Dengan kenyataan bahwa mayoritas penduduk Mojowarno adalah petani. Waktu itu panen padi hanya setahun sekali. Dari sini jelas, perputaran banyak uang terjadi hanya setahun sekali. Tak heran kotak uang (chas) rembos sedikit.

Paulus Tosari Mengajak Warga untuk menyimpan padi di saat panen, menabung padi dan mengambil/meminjam ketika warga itu membutuhkan. Mengambil padi-nya sendiri. Tanpa biaya dan bunga bagi warga yang tidak mampu. Tetapi bagi warga mampu, diwajibkan mengembalikan lebih dari yang mereka pinjam. Inilah model Subsidi. Warga yang mampu mensubsidi (memberi) yang miskin.

Lumbung Miskin ini awalnya berada di rumah Paulus Tosari. Ketika mulai penuh berkembang, tidak muat, dibuatlah lumbung di halaman Gereja. Bentuk lumbung sederhana saja. Seperti rumah umumnya waktu itu. Berbentuk kotak persegi. Bedanya dilantai. Diberi anyaman bambu (gedhek) dan dilapisi anyaman bambu halus (sesek), untuk menjaga kelembaban udara.

Tanpa mengurangi penghormatan sosok yang lain. Pengalaman hidup Kasan Jariyo nama muda Paulus Tosari adalah pedagang kapuk (kapas) yang sukses. Sayangnya pergaulannya yang membuat bangkrut. Ia gemar berjudi. Jadi tidak mengherankan, pengalaman berdagangnya sedikitnya bisa diterapkan di Lumbung Miskin.

Setelah bertobat Paulus Tosari menjadi petani di Ngoro. Orang kepercayaan Coolen. Sehingga ia mengetahui betul, saat perjalanan Coolen menjadi kaya yaitu dengan membangun lumbung-lumbung padi.

Pengalaman hidup masa lalu, sekelam apapun pasti ada hikmahnya dan ada gunanya.
Untuk pembelajaran hidup ke depan.

Oleh:
Hadiyanto, bit.ly

Bagian 1: Koperasi
Bagian 2: Lumbung Desa
Bagian 3: Lumbung Miskin
Bagian 4: Lumbung Pirukunan
Bagian 5: Unduh-unduh

Title: Lumbung Miskin – Catatan Ekonomi Gerakan Warga (Bagian 3)
Permalink: https://gkjw.org/718-lumbung-miskin-catatan-ekonomi-gerakan-warga-bagian-3/
Category: Artikel