gkjw.org -Unduh-unduh – Catatan Ekonomi Gerakan Warga (Bagian 5)
2 – Sekilas Ringkasan Riwayat Yeremia 2 – Sekilas Ringkasan Riwayat Yeremia
3 – Lukisan Tangan Berdoa 3 – Lukisan Tangan Berdoa
Perjalanan Lumbung Miskin menjadi Lumbung Pirukunan akhirnya menjadi Unduh-unduh. WARGA menyebutnya sebagai perayaan (RIYOYO). Merayakan rasa syukur hasil panen (biasanya dirayakan bulan Mei).
Unduh unduh dirayakan sekitar tahun 1930. Ketika Mojowarno menyatu dengan pasamuwan lainnya (saat itu, 55 pasamuwan) dalam wadah MAJELIS AGUNG, 11 Desember 1931, Unduh-unduh ini ternyata juga diikuti oleh pasamuwan-pasamuwan lainnya, walaupun pasamuwan itu berada di perkotaan.
Corak agraris Unduh-unduh bisa ditransformasikan dalam budaya perkotaan. Bahkan saat penutupan gereja karena corona ini, beberapa jemaat melaksanakan secara daring. Contoh saja, Jemaat Karangpilang-Surabaya melaksanakan lelang Unduh-unduh nya melalui medsos Facebook.
Saat ini adalah saat yang tepat untuk menggerakkan perekonomian warga, terutama di pedesaan. Lihat saja Unduh-unduh di tempat asalnya Mojowarno sebelum pandemi. Dari sisi ekonomi, seperti pasar, pameran atau apa namanya. Kalau mau menghitung, berapa uang yang terkumpul. Belum lagi perputaran uang diluar halaman gereja.
Tidak dipungkiri perputaran uang di negeri ini belum merata, masih terpusat di kota-kota besar saja. Unduh-unduh bisa menjadi sarana untuk menarik uang dari kota ke desa. Tamu-tamu dari kota perlu diundang ke perayaan Unduh-unduh, seperti investor mengeluarkan uangnya. Sehingga perputaran uang di desa semakin banyak. Efeknya perekonomian desa semakin marak.
Begitu pentingnya Riyoyo Unduh-unduh ini (sisi dana), pada sidang Majelis Agung ke-22, di Blitar 28-30 April 1948 mengesahkan SERAT TATA LAN PRANATA. Dalam bab keuangan nya tertulis, setiap Pasamuwan diwajibkan menyetor kepada Majelis Agung (MA) 1/3 dari pisungsung (persembahan) Unduh-unduh dan hasil bumi, serta 1/9-nya di setor ke MD masing-masing.
Dengan bertambahnya hari, memang jaman telah berubah. Tetapi Unduh-unduh masih layak dan bisa diandalkan. Tinggal bagaimana sekarang kita menerjemahkan sesuai perkembangan jaman.
Tetapi perlu diingat, embrio-nya dari Lumbung Miskin. Warga Diakonia (pasien) adalah warga yang seharusnya merasakannya.
Salam patunggilan kang nyawiji.
Oleh:
Hadiyanto, bit.ly
Bagian 1: Koperasi
Bagian 2: Lumbung Desa
Bagian 3: Lumbung Miskin
Bagian 4: Lumbung Pirukunan
Bagian 5: Unduh-unduh