Artikel - Surat Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen No. B-184/DJ.IV/BA.01.1/05/2020 kepada Menteri Agama RI dalam perihal ditulis “Revitalisasi Fungsi Rumah Ibadah (Gedung Gereja) dalam tatanan kehidupan baru”. Surat ini sebagai masukan kepada Menteri Agama tentu bersama masukan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Konghucu. Apakah yang ada
-
Pakaian Menakjubkan DIY untuk Boneka Wednesday Addams yang Terbuat dari Balon
-
Dari Kuda Poni Lusuh Menjadi Putri yang Cantik DIY Makeover My Little Pony oleh Sam
-
Bake a Cake Song More Little Baby Bum Nursery Rhymes for Babies
-
Benar dan Salah Princess Good Evil in Indonesian Dongeng Bahasa Indonesia IndonesianFairyTales
-
Naik Turun Tangga Oddbods Kartun Lucu Kocak OddbodsIndonesia AUKartun Anak Anak AU
-
Barber Neo mencuci rambut singa kecil itu Kebiasaan Baik Lagu Lucu BabyBus Bahasa Indonesia
-
Tarian Shreddy Serbia shorts tmnt ninjaturtles teenagemutantninjaturtles april shredder
-
Putri Duyung Kecil Selamat Dari Para Perompak uAsoAa Kartun Anak Anak Bahasa Indonesia Cerita Anak

2. Pohon Ketangi – Menuju Bujono Suci Pembangunan – Bagian 6Pohon Ketangi – Menuju Bujono Suci Pembangunan – Bagian 6
Artikel - Pohon Ketangi - Menuju Bujono Suci Pembangunan - Bagian 6 Kempetai Jepang semakin menggila. Bersama antek anteknya, bak antikris. Tlatah Kristen Jawi Wetan, rata disambangi. Penjara, kamp kamp interniran semua penuh sesak. Penjara di daerah sekelas Kediri saja penuh. Sebagian besar JEMAAT TUMPUK dan seputaran Tulungagung, tawanannya. Tertulis 22

3. Taubat dan Muallaf dalam Timbangan Kenusantaraan Kita : In Memoriam Mas Didi "Dionisius" KempotTaubat dan Muallaf dalam Timbangan Kenusantaraan Kita : In Memoriam Mas Didi "Dionisius" Kempot
Artikel - 1. RANAH PRIVAT, BUKAN KONSUMSI PUBLIK Menghadapi maraknya ujaran kebencian (hate speech), ramai-ramai kita sematkan identitas kenusantaraan dalam agama kita. Apakah itu Islam, Hindu atau Kristen, lebih ramah rasanya kalau kita sematkan kata “nusantara” di belakangnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini “syahwat keagamaan” kita cepat sekali naik dalam menyikapi