Quariu di Semarung – H+37 PSBB.sby



GKJW Quariu di Semarung - H+37 PSBB.sby

Karena buku ijo : Menelusuri jejak langkah cikal bakal GKJW Surabaya, saya ke SEMARUNG.
Karena majalah : Mededeelingen NZG, tim penyusun buku ijo menelusuri SEMARUNG.

Baru tahu sekarang, Emde dulu pernah melayani penderita lepra atau kusta.
Catatan buku ijo, kelompok Emde sekitar tahun 1852 – 1853 membaptis banyak pasien kusta di RUMAH SAKIT PEGIRIKAN.
Karena penderita kusta waktu itu dilarang keluar, jadi kelompok Emde yang rutin berkunjung. RS ini sebagai Filia atau PEPANTHAN Surabaya.

1864, pasien kusta dipindahkan. Kalau tidak mau dikatakan, di karantina atau di asingkan. Bagaimana tidak, Semarung terletak di Ujung, ujungnya Surabaya. Sekarang saja di siang hari sepi mencekam. Padahal dekat komplek Angkatan laut. Menkav (Resimen Kavaleri) 1 / Marinir. Saya tak membayangkan 100 tahun lebih yang lalu.

Von Faber pernah menulis, Semarung bekas pemakaman orang Eropa.
1835 ketika penggali makam KREMBANGAN mulai kebingungan karena lahan penuh. Pemerintah Surabaya mencari lokasi pemakaman baru. Daerah KUPANG yang diusulkan, tidak cocok terlalu jauh. Terpilihlah daerah PENELEH.
Selama pemakaman baru belum dibuka, jenazah orang Eropa di makamkan di Semarung. (Von Faber, 1932, 314-315).

Bisa di bayangkan waktu itu melayani Pepanthan Semarung. Maaf, secara fisik seperti diasing masyarakat dan negara. PL juga PB pun menulis, bagaimana penderita kusta "di asingkan" agamanya.
Secara penyakit keterbatasan fisik, respon mereka untuk menerima kadang tidak ada. Tetapi bagi Emde tidak. Di hari Minggu semua hadir sekitar 50 orang.

Setelah itu entah karena apa, Januari 1918 Pemerintah Surabaya menyerahkan pengelolaan panti penampungan kusta Semarung ke Bala Keselamatan. (Sejarah Bala Keselamatan, Melattie Brouwer). Bisa saja karena "tentara" Bala Keselamatan ini memang berpengalaman di bidang kesehatan. Rumah Sakit Kusta pernah didirikan sebelumnya di Salatiga.

Sampai Jepang datang. Karena letaknya dekat pangkalan Angkatan Laut, Semarung ikut dihancurkan.

Sampai disini catatan Pepanthan Semarung tidak ditemukan. Yang tersisa nisan, sumur dan bekas pemukiman. Yang menjadi misteri, ada bangunan seperti lorong kapel. Di atasnya tertulis QUARIU. Beberapa teman penulis buku ijo sampai sekarang juga belum tahu artinya.
Mungkin ada yang bisa menjelaskan ke saya?

H+37 PSBB.sby
Hadiyanto, bit.ly
embeumkm.com

Title: Quariu di Semarung – H+37 PSBB.sby
Permalink: https://gkjw.org/521-quariu-di-semarung-h37-psbb-sby/
Category: Artikel