gkjw.org -Tema: Roh Kudus menjadikan kita Saksi dan Pelayan Kristus
Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 1:1-11
Bacaan 2 : Efesus 1:15-23
2 – Menjadi Murid dan Saksi Tuhan dengan rendah hati, cerdas dan bersahabat 2 – Menjadi Murid dan Saksi Tuhan dengan rendah hati, cerdas dan bersahabat
3 – Gesang Migunani Tumrap Sesami 3 – Gesang Migunani Tumrap Sesami
1. Limaratus tahun yang lalu, dimulai dengan kesadaran diri manusia, bahwa ia adalah mahkluk yang cerdas, otonom sebagai subyek berfikir mandiri, tidak lagi dikuasai oleh pikiran dongeng, klenik, mitos (Bhs. Jawa “Gugon-Tuhon), dll. Karena manusia menemukan banyak hal: IPTEK. Otonomi akal. Disatu sisi ada hal yang baik. Sebab memang manusia diciptakan Tuhan itu tidak seperti robot. Berkehendak bebas. Tapi ternyata ada bahayanya saat manusia tidak menyadari bahwa di Alkitab disaksikan, bahwa manusia itu tetap manusia. BUKAN Tuhan!. Manusia berhak bertanya tentang Tuhan, tapi seharusnya juga memahami SIAPA Tuhan., Karena Tuhan juga BUKAN OBYEK pikiran manusia, namun SUBYEK dari segala subyek yang memiliki kedaulatan di bumi.
2. Manusia yang ketika terjatuh pada “pendewaan dirinya sendiri”, dalam kelakuannya, tak lagi memelihara lingkungan sebagai bagian tanggung-jawab Iman sebagai MAHKLUK GAMBAR ALLAH. Dia bukan hanya homo sapiens (*pemikir) tapi juga bertubuh dan berjiwa. (Istilah Aristoteles: Tubuh- Jiwa dan Roh). Ini berarti manusia juga punya PERASAAN, Keindahan, mestinya juga punya RASA Perikemanusiaan Yang adil kepada semua ciptaan-Nya. Kini kita sedang hidup ditengah bencana Covid- 19. Bisa jadi juga banyak pertanyaan hal ini. Ada yang mempersoalkan “Virus ini siapa yang bikin ?. Dari Tuhankah ?. Sama dengan pertanyaan murid Yesus atau audensi yang melihat seorang pengemis buta: Siapa Tuhan yang berslah. Apakah dia yang lahir, atau Orang Tuanya?…Ternyata jawab Yesus tidak selalu seperti matematika : 1+1= 2. Tapi Jawab Tuhan Yesus secara filosofis- Teologis :”Bukan dia, juga bukan orang tuanya. Tapi supaya Nama Tuhan dimuliakan !. Dari jwaban ini, pastilah bukan Tuhan penyebabnya. Karena saat Tuhan menciptakan awal dunia ini, diberkati (Kej. 1). Pasti YANG DIBERKATI TUHAN itu sempurna, tiada ratap- tangis dan dukacita. Namun ketika ada sakit- penyakit ?…tentu akar dari segalanya adalah dosas- dosa kita. Tapi YANG PASTI :Tuhan Yesus datan membawa penyelamatan di bumi. Maka sebagaimana bencana pandemic Covid- 19, bisa saja malah akibat kecerobohan hidup manusia di bumi. Tak perlu mencari- cari alas an untuk “menimpakan ini” kepada Tuhan.
3. Dalam peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus di Kitab KisRas 1 : 11, jelas bahwa saat Tuhan Yesus yang bangkit, menang dari alam maut (sakit- penyakit bahkan kematian)…kemudian naik ke sorga. Saat sudah di tutup awan- awan kemuliaan sorgawi, malaikat Tuhan mengingatkan para murid agar tidak “Kamitenggengen” (Terfokus hanya pada “yang diatas”) saja. Tapi mereka harus pergi mengabarkan berita kemenangan atas maut ini (*menjadi saksi) kepada semua orang. Pengharapan atas Tuhanya yang demikian, ternyata sanggup menjadikan para murid terus bersuka-cita dalam Tuhan (Efesus 5: 20). Karena Tuhan Yesus sebelum naik ke Sorga, juga berjanji memberikan KUASA (Bhs. Yunani : δυναμις; dunamis); power atau kekuatan agar kita mampou menjadi saksi. (Kis. 1: 8). Menarik direnungkan bahwa jemaat Efesus era Rasul Paulus juga sedang banyak menghadapi masalah. Karena banyak penyembahan dewa-dewa Yunani yang disembah di daerah Asia kecil ayang bisa menggoda keimanan jemaat. Rasul Paulus menguatkan mereka, dan selalu mendoakan agar jemaat Efesus semakin hari semakin dewasa mengenal Kristus. Karena memang pengenalan akan Tuhanya itu malah menyanggupkan mereka tetap berdiri teguh dalam iman untuk berlaku kristiani, sekalipun banyak menghadapi godaan- godaan untuk menyangkali Kristus.
4. Demikianlah kita di hari perayaan hal Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga sekarang ini, sekaligus kita diingatkan tugas dan tanggung- jawab kita sebagai pemilik dan dimiliki Kristus. Ditengah pandsemi corona ini kita tetap dipanggil untuk menjadi saksi dan Pelayan Kristus !. Bagaimana ?. Tentu kita tidak bertindak gegabah hidup di tengah bencana. Tak hanya sibuk cuman berdebat hal asal- usul virus saja. Atau hanya meratapi keadaan. Daripada kita berdebat tanpa arti, lebih tepat bagaimana berfikir hal cara mengatasinya. Demikian juga kita tak hanya focus pada masalah covid- nya saja. Namun, pengharapan pada Tuhan sambal berkarya sesuai kemampuan pemberian Tuhan kepada kita masing- masing. Salah satu yang bisa kita lakukan sambil berharap pertolongan Tuhan sekarang ini ialah: mengumpulkan persembahan untuk dirupakan SEMBAKO bagi warga yang amat membutuhkan. Kita menjadi saksi dan pelayan Kristus yang setia dengan cara berbagi dan saling menolong !. Sebagaimana nasihat Paulus di surat Efesus, hanya karena pengharapan kita lebih jauh melebihi awan- awan di langit. Maka hal ini yang menjadikan kita tetap setia dan bersukacita melayani Tuhan !.
“Veni- veni Sanctus Spiritus Creator”… Datang, datanglah Roh Kudus pencipta!…………..
BULAN KESPEL, medio Mei 2020;
KPTJ GKJW LAWANG; Pdt. Sistrianto