gkjw.org -C.L. Coolen nan Unik – Bagian 1
2 – Masalah Penyimpangan Orientasi Seksual 2 – Masalah Penyimpangan Orientasi Seksual
3 – Rapal Pengandelan - C.L. Coolen nan Unik - Bagian 2 3 – Rapal Pengandelan - C.L. Coolen nan Unik - Bagian 2
Dalam buku Sejarah GKJW: MAGNALIA DEI (Karya Allah yang Agung), penulis Pdt. Em. Ismanoe Mestaka, PT Kanisius, Yogya, 2019, disebutkan di Jawa ada larangan mengabarkan Injil di antara penduduk Jawa dari Pemerintah Hindia Belanda.
Meski demikian iman Kristen masuk juga dengan cara yang aneh dan tak terduga sehingga merupakan suatu mukjizat. Inì jika dibandingkan sukses penginjilan dalam program zending (pengutusan) yg dilakukan oleh Nomensen di Tanah Batak, serta Kruyt dan Adriani di Tanah Toraja. (Hlm. 18)
Awal sejarah GKJW tahun 1830-an, berkisar di sekitar 3 nama: C.L. Coolen, pemegang izin buka hutan 1.430 ha di Ngoro, Emde tukang arloji di Surabaya dan Pak Dasimah orang biasa yang jadi modin di Wiyung. Mereka tidak saling mengenal.
Coolen lahir di Ungaran, Semarang. Ayahnya bangsa Rusia yg jadi warga negara Belanda. Ibunya, dari kalangan bangsawan Mataram. Coolen memperoleh ajaran kekristenan dari ayahnya dan ilmu kebatinan dari ibunya. Coolen pernah jadi pns sebagai juru gambar candi2, tentara kavaleri, kemudian sinder blandong di Wirosobo, Mojoagung.
Rapal
Pemegang izin buka hutan ini kemudian menjadi tuan tanah pertanian kaya raya di Ngoro, Jombang. Dia selalu mengajak para penggarap lahan mulai menggarap tanah pertanian baru dengan mengidungkan rapal karangan Coolen. Ditutup kalimat dengan nama Yesus yg tidak bisa ditinggalkan mengingat ia sebagai murid-Nya yang menjadi warga Gereja Protestan Surabaya: Kaidènan Gusti Yesus kang luwih kwasa.
Dalam perjalanan hidupnya di Ngoro kemudian, Coolen juga mengajarkan Rapal Pengandelan (Iman Rasuli) yang pertama dalam bahasa Jawa dan Rapal Pujian (doa Bapa Kami) dalam bahasa Jawa. "Karena itu, kalau yang dinamakan theologia GKJW itu harus bertitik tolak dari Rapal Pengandelan terjemahan Coolen," tulis ayah kandung Pdt. Didik Ptrasetyoadi Mestoko, Mojokerto, ini di hlm. 29.
Ingin tahu lebih banyak tentang sejarah GKJW yang pada 2 Agustus memperingati hari pembangunannya, kita baca buku yg tipisnya hanya 472 halaman ini.
Telah terbit buku berjudul “Magnalia Dei, Sejarah Greja Kristen Jawi Wetan”. Ditulis oleh Pdt. Ismanoe Mestoko, setebal 470 halaman. Diterbitkan oleh Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Bagi yang berminat, harap hubungi Pdt. Didik Prasetyoadi, Nomer WA Pdt. Didik Prasetyoadi.
Oleh: Eyang Dhani Duta