gkjw.org -Surat Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen No. B-184/DJ.IV/BA.01.1/05/2020 kepada Menteri Agama RI dalam perihal ditulis “Revitalisasi Fungsi Rumah Ibadah (Gedung Gereja) dalam tatanan kehidupan baru”. Surat ini sebagai masukan kepada Menteri Agama tentu bersama masukan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Konghucu.
2 – Yesus, Logos dan Tao: Belajar dan Berbagi dari Seorang Guru Taoisme (2) 2 – Yesus, Logos dan Tao: Belajar dan Berbagi dari Seorang Guru Taoisme (2)
3 – Emde Straat Soerabaia 3 – Emde Straat Soerabaia
Apakah yang ada dalam pikiran kita, ketika mendengar ungkapan revitalisasi? Revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan memvitalkan (menjadikan vital). Sedang Vital dalam kamus Inggris-Indonesia oleh John M Echols dan Hassan Shadily diterangkan sebagai 1.hayati, hidup. 3. Sangat penting, amat diperlukan. Dengan demikian revitalisasi rumah ibadah adalah proses, cara, perbuatan menjadikan hidup rumah ibadah. Rumah ibadah yang hidup adalah rumah ibadah yang dapat dipergunakan kembali untuk beribadah.
Bersamaan dengan pandemi covid-19, bahkan jauh sebelumnya diskusi-diskusi mengenai revitalisasi gereja, bukan hanya gedung gereja, yang dilakukan oleh tokoh-tokoh gereja di berbagai belahan bumi sudah dilakukan. Neil Cole menulis GEREJA ORGANIK, Christian A. Schwarz menulis PERTUMBUHAN GEREJA YANG ALAMIAH. DR. Jan Hendriks menulis JEMAAT VITAL & MENARIK, Y.B. Mangunwijaya, Pr menulis GEREJA DIASPORA, Meitha Sartika I Hizkia A. Gunawan menyunting ECCLESIA IN TRANSITU –Gereja di Tengah Perubahan Zaman. Bukan hanya revitalisasi rumah atau gedungnya, melainkan Lembaga dan orang-orangnya. Dan seminar yang baru-baru ini dilaksanakan oleh BAMAG Jawa Timur membahas mengenai Shifting Church’s Paradigm to New Normal. GKI Manyar seminar mengenai How God is Reshaping the Church? Percakapan yang akhir-akhir ini berlangsung justru membicarakan bukan saja pembukaan kembali rumah ibadah, melainkan membentuk ulang gereja.
Dalam Program Pembangunan Jangka Panjang (PPJP) GKJW 2017-2034 diungkapkan bahwa temah MANDIRI dan MENJADI BERKAT disusun untuk menjawab keberadaan GEREJA DAN MASYARAKAT saat ini yang berada dalam ERA TRANSISI. Pada saat PPJP disahkan, penyusun dan peserta sidang mungkin membayangkan transisi adalah perubahan yang akan terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi. Peserta sidang tidak pernah membayangkan peristiwa yang terjadi pada saat ini, ketika ada pandemi covid-19.Kita hanya terkejut dan kemudian tidak berbuat apa-apa, sekalipun sudah merumuskan era transisi dalam PPJP ataukah kita bergegas segera untuk membentuk gereja baru sebagai jawaban dalam kehidupan dengan tatanan new normal dengan yang ada pada GKJW, yaitu warga jemaat, harta kekayaan dan teologi?
Oleh Pdt. Bambang Margono