gkjw.org -Dulur, rasa kurang percaya diri itu memang bisa dialami oleh siapapun. Hal yang wajar dan manusiawi. Namun jika rasa kurang percaya diri ini tidak diatasi dengan baik, maka akan berdampak besar dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hal ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan secara mental, psikis, psikologis dan spiritual, namun juga berdampak pada kualitas hidup manusia dalam mengembangkan hidupnya termasuk dalam mengembangkan ekonomi.
2 – Emde Straat Soerabaia 2 – Emde Straat Soerabaia
3 – Perempuan Bermahkota Martabat 3 – Perempuan Bermahkota Martabat
Dalam diskusi DPP bersama pokja PEW GKJW, KPPD-KPPJ dan pokja PEW se-GKJW serta para pelaku UMKM, yang dilakukan secara online, ada satu poin yang kita temukan di lapangan adalah adanya rasa kurang percaya diri bagi para pelaku usaha (UMKM) GKJW, yang kemudian menjadi penghambat dalam perjalanan usahanya. Ada banyak faktor yang menjadikan para Pelaku Usaha GKJW ini menjadi kurang percaya diri. Kami dari DPP dan Pokja PEW dalam mengevaluasi kegiatan expo produk UMKM warga GKJW tahun 2015 di SATI Malang dan Expo kedua di Mojowarno tahun 2019, sebenarnya produk-produk yang mereka jual adalah produk yang luar biasa.
Bahkan juga dalam pemaparan salah satu narasumber kita, yaitu pak Dwi Kristianto, dari GKJW Rungkut, sebagai ahli IT yang telah menjadi Tim Kreatif pokja PEW GKJW. Beliau juga menyampaikan kepada peserta rapat bahwa produk-produk warga GKJW itu hebat. Walaupun masih banyak kekurangan sana sini dalam hal teknis pemasaran. Seperti foto produknya “burek” alias “jebleh“. Kemudian konten atau isi narasinya yang kurang menarik, isinya sedikit alias miskin kata-kata (kalimatnya pendek). Kemudian pilihan kata atau kalimat dalam konten pemasaran kurang kreatif dan inovatif, masih biasa-biasa (kurang greget), dlsb. Dan banyak juga dalam respon peserta atau partisipan yang mengajukan pertanyan seputar perijinan.
Dulur, ini artinya atau kesimpulannya masih banyak para UMKM yang belum memiliki keterampilan, baik keterampilan dalam mengemas produk, membuat konten promosi dan belum memiliki legalitas secara hukum. Nah, dulur, saya melihat, kemungkinan ini yang telah menjadi salah satu faktor kurang percaya diri bagi mereka.
Berikutnya, menurut saya, kurang percaya diri bagi para UMKM GKJW itu disebabkan karena mental dagang itu tidak diajarkan sejak dini oleh keluarga maupun gereja. Tidak tahu apa panjenengan setuju dengan pendapat saya. Saya masih ingat betul ketika saya masih duduk di SD. Orang tau saya mengatakan “le ojo dadi pedagang, pedagang kuwi wong sing seneng ngapusi” kowe besuk dadia guru, utawa mantri…” (tibake aku dadi pendito he.. he.. he…). Konsep yang ada di benak para orang tua kita dan mbah buyut kita, bahwa anak anak dicekoki dengan mindset negatif tentang dunia dagang. Dalam sejarah GKJW, pertumbuhan GKJW adalah dari lingkungan dan kehidupan agraris dan notabene para buruh dan petani. Nah ini yang mungkin perlu kita perhatikan dalam pembinaan generasi. Selama ini apakah keluarga dan gereja juga telah menanamkan atau membekali generasi dengan mental pengusaha yang handal? Kok koyoke…. belum semuanya ya….
Nah, dengan mengevaluasi percakapan online tadi malam, tentu telah menjadi catatan kita semua dan DPP-Pokja PEW perlu untuk menindaklanjuti. Saya harap kita semua, para pendeta se-GKJW, para “paraga“ dan tentu saja seluruh warga di lingkup GKJW baik Majelis Agung, Majelis Daerah dan Majelis Jemaat menjadi motivator dan pendamping bagi para pelaku usaha dimanapun berada. Memang ini bukan tugas yang ringan, namun bila kita serius untuk melayani, pasti GKJW ke depan semakin tumbuh dan berkembang dan bersaing ditengah tantangan zaman. (wis.. semene wae dhisik ya…..)
Oleh: pdt. Sutrijo.
Ketua DPP
embeumkm.com