gkjw.org -MA dan RPK – Menuju Bujono Suci Pembangunan – Bagian 5
2 – THR hanya ada di Indonesia - H-1 PSBB.sby 2 – THR hanya ada di Indonesia - H-1 PSBB.sby
3 – Siwering Kawilujengan - Menuju Bujono Suci Pembangunan - Bagian 4 3 – Siwering Kawilujengan - Menuju Bujono Suci Pembangunan - Bagian 4
11 Desember 1931 terbentuk, "Pasamuwan Pasamuwan Kristen ing Tanah Djawi Wetan". Besluit pemerintah tertera, "Oost-Javaansche Kerk".
Jemaat jemaat itu mulai menata diri. Berjalan belajar menuju kedewasaan dan kemandirian. Ketika Jepang datang semuanya menjadi terhenti. Kalau tidak mau dikatakan hancur total… Memulai lagi dari awal.
Jaman Jepang malapetaka total bagi Jemaat Kristen. HANDOYO MARNO SIR menulis,
Selama penjajahan Jepang PI mendapat banyak rintangan oleh karena penganiayaan dan pembunuhan. Saudara saudara Kristen banyak yang mengungsi dan tersebar kemana-mana meninggalkan rumah dan Jemaatnya. Banyak juga yang ketinggalan dirumah, tetapi tidak berani mengadakan kebaktian kebaktian pada Hari Minggu. Karena susah berkumpul. Sebab ada larangan keras.
Beberapa saudara Kristen ditangkap dan dipenjara. Banyak Pendeta disakiti, dibelenggu dan dibunuh. Antara lain : DJASIMAN, J MATTHEUS Jr, OERIP SIHARDJO, SOEDIHARDJO, B. M SCHUURMAN, H. W. V d BERG.
Begitu berat penderitaan ini. Terlebih setelah peristiwa di wilayah Karesidenan Besuki . Banyak Jemaat Kristen dan Tionghoa menjadi korban. Mulailah timbul ketakutan luar biasa. Kooperatif atau kerjasama dengan Dai Nippon terpikirkan. Bisa jadi politik di semua kolonial, devide et impera. Memecah belah.
Puncaknya, 1943 di dalam Persekutuan Pasamuwan ini muncul lembaga baru. RAAD PASAMOEWAN KRISTEN (RPK) . Dualisme muncul. Dua pimpinan dengan anggota jemaatnya sendiri sendiri.
Pdt. R. WIRJODARMO sampai menggambarkan saat itu, jaman antikris.
Pada jaman itu kalau dipandang secara lahir adalah jaman kemenangan anti Kristus. Sebab orang Kristen seakan akan sudah rusak. Tetapi sesungguhnya dalam ujian itu banyak orang Kristen yang lebih memperdalam kepercayaannya. Malahan tidak padam pengharapannya terhadap pertolongan Tuhannya dan kembalinya kebaktian bersama.
Jaman kegelapan. Tetapi seperti lorong gelap yang berujung terang.
Seperti kesaksian iman MARDJO SIR,
"Selama di penjara, selama sudah tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Gerejanya. Mungkin di waktu banyak tempat kamar gelap menjadi PNIEL, di dalam gelap menjadi terang. Di dalam suasana mati melihat bayangan hidup. Merasai kenyataan Elia hidup di Sungai Kerit. Mungkin di waktu itu di dalam hatinya penuh pertanyaan : Apakah Gereja masih hidup?
Betapa takjub, setelah keluar dari penjara melihat dan menyaksikan bahwa Gereja Kristen masih berdiri… "
Oleh: Hadiyanto
embeumkm.com